Contoh Penerapan Implementasi TI di
Perusahaan
Sebagian besar perusahaan besar di
Indonesia telah meyakini bahwa peranan system informasi dan teknologi (SI/TI)
dapat menjadikan segala kegiatan operasional dalam perusahaan menjadi lebih
mudah dan cepat. Perkembangan sistem dan teknologi informasi yang sangat cepat
sekarang ini, dapat membuat dunia bisnis dan tingkat persaingan akan semakin
meningkat, sehingga menjadikan sistem dan teknologi informasi (SI/TI) tersebut
memegang peranan penting bagi perusahaan dalam mencapai tujuan. Beberapa
perusahaan di Indonesia yang telah mentransformasi organisasi sistem informasi
dan teknologi (SI/TI) dan menerapkan kebijakan bahwa CIO (Chief Information
Officer) memegang peran penting di perusahaan tersebut diantaranya adalah :
- Bank Mandiri
Bank Mandiri didirikan pada tanggal
2 Oktober 1998 yang merupakan bagian dari program restrukturisasi perbankan
yang dilaksanakan oleh Pemerintah Indonesia dan merupakan gabungan dari empat
bank pemerintah, yaitu : Bank Bumi Daya, Bank Expor Impor Indonesia, Bank
Dagang Negara dan Bank Pembangunan Indonesia. Dalam struktur organisasinya, Bank
Mandiri memiliki Chief Information and Financial yang membawahi divisi
Teknologi Informasi, Strategy and Performance Management, Accounting, serta
Economic and Financial Research. Hal ini menunjukkan bahwa pelaksanaan dan
pengembangan teknologi dan sistem informasi Bank Mandiri tidak lepas dari
kebijakan strategi bisnisnya.
Investasi Bank Mandiri di bidang
Teknologi Informasi merupakan yang terbesar terbesar dibanding bank-bank
lainnya. Mereka mengucurkan lebih dari US$200 juta untuk merombak core banking system
(eMAS Program) dan membenahi sejumlah aplikasi layanan. Pada intinya, Bank
Mandiri telah mengarahkan investasi TI sebagai strategi penunjang untuk menjadi
regional champion bank.
Bank Mandiri juga mengembangkan
Domestic and International Payment System (DIPS). Sistem ini digunakan untuk
mendukung proses transaksi domestik dan pembayaran internasional Bank Mandiri
dapat dikelola secara terpusat, baik itu transaksi outgoing maupun incoming
dengan menggunakan konsep Straight Through Processing (STP) dan sameday
service. Dengan begitu diharapkan terjadi proses bisnis yang ringkas, seketika
dan online serta sesuai dengan standar pembayaran internasional. Tujuan dan
target dari implementasi sistem ini adalah untuk memberikan tingkat pelayanan
yang sama untuk semua produk dari seluruh channel guna memenuhi kepuasan
nasabah.
Dengan konsep STP, maka semua
transaksi, baik untuk wilayah domestik maupun internasional, bisa diselesaikan
cukup di front office saja. Dengan begitu, tidak ada lagi pemrosesan di back
office atau processing centre lainnya. Untuk transaksi outgoing, ketika
keputusan untuk transaksi diterima, maka seluruh perintah pendebitan ataupun
pengkreditan, termasuk transmisi data atau perintah kepada bank di dalam dan
luar negeri sudah dapat dilakukan secara otomatis, begitu pula dengan sistem
akunting dan sistem pelaporan lainnya sudah termasuk dalam pemrosesan. Hal
seperti itu pun terjadi pada transaksi incoming, ketika menerima kiriman uang
melalui aplikasi SWIFT ataupun Real Time Gross Settlement (RTGS), secara
otomatis sistem akan langsung mengkredit ke rekening nasabah. Hal ini dapat
mengurangi biaya penggunaan sember daya manusia, dimana semua mekanisme
dijalankan by system. Jadi, pada saat transaksi dieksekusi di setiap terminal,
pada saat itu pula seluruh transaksi diselesaikan oleh sistem secara otomatis
ke tempat tujuan.
Keberhasilan Bank Mandiri dalam
menerapkan kebijakan teknologi dan sistem informasi telah dibuktikan dengan
diraihnya "MIS Asia Innovations Award 2004". Penghargaan ini membuktikan
bahwa strategi penerapan teknologi dan sistem informasi di Bank Mandiri telah
selaras dengan strategi bisnisnya. Hal ini dalam jangka panjang akan memberikan
nilai tambah dan kinerja yang terukur serta resiko yang terkelola.
Sejumlah manfaat telah diperoleh
Bank Mandiri dari implementasi system teknologi informasi tersebut. Bank
Mandiri berhasil menekan cost of fund dengan memperbaiki funding mix melalui
penurunan jumlah dana simpanan berbiaya tinggi (deposito berjangka) ke dana
simpanan berbiaya rendah (tabungan dan giro). Rasio dana simpanan berbiaya
rendah saat ini mencapai 54,2% dari total jumlah dana pihak ketiga. Selain itu,
Bank Mandiri mampu mengurangi servicing cost dengan membangkitkan minat
bertransaksi nasabah melalui penggunaan kanal berbiaya rendah seperti ATM,
phone banking dan Internet banking. Peningkatan jumlah transaksi di cabang dan
electronic delivery channel juga terus meningkat hingga mencapai 72% dari
seluruh jumlah transaksi. Saat ini volume transaksi yang dilaksanakan pada
electronic channel mencapai dua kali lebih banyak dari transaksi konvensional
di cabang.
Bank Mandiri berhasil mengurangi
komposisi pinjaman pada segmen korporat ke segmen individual, komersial, serta
usaha mikro dan kecil. Ini seiring meningkatnya jumlah total pinjaman yang
disalurkan, dengan LDR 57,6%.Hingga Desember 2006, total transaksi keuangan
yang diproses sistem mencapai 43 juta transaksi, atau meningkat 34% dari 32
juta transaksi dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara itu, per
Agustus 2006, biaya setiap transaksi remittance adalah Rp 1.741,21. Aspek
lainnya, sistem ketersediaan teknologi informasi Bank Mandiri mencapai
rata-rata di atas 99%. Artinya, nasabah dapat melakukan transaksi hampir setiap
saat tanpa merasakan gangguan
Sumber : http://blg22.blogspot.co.id/2014/11/penerapan-dan-implementasi-teknologi-informasi-pada-perusahaan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar