Senin, 07 November 2016

Contoh Penerapan dan Implementasi Teknologi Informasi pada Perusahaan


Contoh Penerapan Implementasi TI di Perusahaan

Sebagian besar perusahaan besar di Indonesia telah meyakini bahwa peranan system informasi dan teknologi (SI/TI) dapat menjadikan segala kegiatan operasional dalam perusahaan menjadi lebih mudah dan cepat. Perkembangan sistem dan teknologi informasi yang sangat cepat sekarang ini, dapat membuat dunia bisnis dan tingkat persaingan akan semakin meningkat, sehingga menjadikan sistem dan teknologi informasi (SI/TI) tersebut memegang peranan penting bagi perusahaan dalam mencapai tujuan. Beberapa perusahaan di Indonesia yang telah mentransformasi organisasi sistem informasi dan teknologi (SI/TI) dan menerapkan kebijakan bahwa CIO (Chief Information Officer) memegang peran penting di perusahaan tersebut diantaranya adalah :
  • Bank Mandiri
Bank Mandiri didirikan pada tanggal 2 Oktober 1998 yang merupakan bagian dari program restrukturisasi perbankan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Indonesia dan merupakan gabungan dari empat bank pemerintah, yaitu : Bank Bumi Daya, Bank Expor Impor Indonesia, Bank Dagang Negara dan Bank Pembangunan Indonesia. Dalam struktur organisasinya, Bank Mandiri memiliki Chief Information and Financial yang membawahi divisi Teknologi Informasi, Strategy and Performance Management, Accounting, serta Economic and Financial Research. Hal ini menunjukkan bahwa pelaksanaan dan pengembangan teknologi dan sistem informasi Bank Mandiri tidak lepas dari kebijakan strategi bisnisnya.

Investasi Bank Mandiri di bidang Teknologi Informasi merupakan yang terbesar terbesar dibanding bank-bank lainnya. Mereka mengucurkan lebih dari US$200 juta untuk merombak core banking system (eMAS Program) dan membenahi sejumlah aplikasi layanan. Pada intinya, Bank Mandiri telah mengarahkan investasi TI sebagai strategi penunjang untuk menjadi regional champion bank. 

Bank Mandiri juga mengembangkan Domestic and International Payment System (DIPS). Sistem ini digunakan untuk mendukung proses transaksi domestik dan pembayaran internasional Bank Mandiri dapat dikelola secara terpusat, baik itu transaksi outgoing maupun incoming dengan menggunakan konsep Straight Through Processing (STP) dan sameday service. Dengan begitu diharapkan terjadi proses bisnis yang ringkas, seketika dan online serta sesuai dengan standar pembayaran internasional. Tujuan dan target dari implementasi sistem ini adalah untuk memberikan tingkat pelayanan yang sama untuk semua produk dari seluruh channel guna memenuhi kepuasan nasabah.

Dengan konsep STP, maka semua transaksi, baik untuk wilayah domestik maupun internasional, bisa diselesaikan cukup di front office saja. Dengan begitu, tidak ada lagi pemrosesan di back office atau processing centre lainnya. Untuk transaksi outgoing, ketika keputusan untuk transaksi diterima, maka seluruh perintah pendebitan ataupun pengkreditan, termasuk transmisi data atau perintah kepada bank di dalam dan luar negeri sudah dapat dilakukan secara otomatis, begitu pula dengan sistem akunting dan sistem pelaporan lainnya sudah termasuk dalam pemrosesan. Hal seperti itu pun terjadi pada transaksi incoming, ketika menerima kiriman uang melalui aplikasi SWIFT ataupun Real Time Gross Settlement (RTGS), secara otomatis sistem akan langsung mengkredit ke rekening nasabah. Hal ini dapat mengurangi biaya penggunaan sember daya manusia, dimana semua mekanisme dijalankan by system. Jadi, pada saat transaksi dieksekusi di setiap terminal, pada saat itu pula seluruh transaksi diselesaikan oleh sistem secara otomatis ke tempat tujuan.

Keberhasilan Bank Mandiri dalam menerapkan kebijakan teknologi dan sistem informasi telah dibuktikan dengan diraihnya "MIS Asia Innovations Award 2004". Penghargaan ini membuktikan bahwa strategi penerapan teknologi dan sistem informasi di Bank Mandiri telah selaras dengan strategi bisnisnya. Hal ini dalam jangka panjang akan memberikan nilai tambah dan kinerja yang terukur serta resiko yang terkelola. 

Sejumlah manfaat telah diperoleh Bank Mandiri dari implementasi system teknologi informasi tersebut. Bank Mandiri berhasil menekan cost of fund dengan memperbaiki funding mix melalui penurunan jumlah dana simpanan berbiaya tinggi (deposito berjangka) ke dana simpanan berbiaya rendah (tabungan dan giro). Rasio dana simpanan berbiaya rendah saat ini mencapai 54,2% dari total jumlah dana pihak ketiga. Selain itu, Bank Mandiri mampu mengurangi servicing cost dengan membangkitkan minat bertransaksi nasabah melalui penggunaan kanal berbiaya rendah seperti ATM, phone banking dan Internet banking. Peningkatan jumlah transaksi di cabang dan electronic delivery channel juga terus meningkat hingga mencapai 72% dari seluruh jumlah transaksi. Saat ini volume transaksi yang dilaksanakan pada electronic channel mencapai dua kali lebih banyak dari transaksi konvensional di cabang.


Bank Mandiri berhasil mengurangi komposisi pinjaman pada segmen korporat ke segmen individual, komersial, serta usaha mikro dan kecil. Ini seiring meningkatnya jumlah total pinjaman yang disalurkan, dengan LDR 57,6%.Hingga Desember 2006, total transaksi keuangan yang diproses sistem mencapai 43 juta transaksi, atau meningkat 34% dari 32 juta transaksi dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara itu, per Agustus 2006, biaya setiap transaksi remittance adalah Rp 1.741,21. Aspek lainnya, sistem ketersediaan teknologi informasi Bank Mandiri mencapai rata-rata di atas 99%. Artinya, nasabah dapat melakukan transaksi hampir setiap saat tanpa merasakan gangguan

Sumber : http://blg22.blogspot.co.id/2014/11/penerapan-dan-implementasi-teknologi-informasi-pada-perusahaan.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar